Kendaraan antri untuk mendapatkan BBM, namun entah kapan mereka bisa mendapatkan BBM yang di butuhkan kendaraan mereka.
“Antri dari jam 6 pagi, tapi sampai jam 09.00 wib, belum juga SPBU jual solar, ujar Densi, salah satu sopir angkutan barang.
Antri mendapatkan bahan bakar, kata dia, sebenarnya membuang waktu.
Karena, selama dua jam jika aktifitas normal, barang yang dibawanya sudah sampai ke pemesan.
“Ini sudah dua jam di sini. Minyak belum jelas, barang masih numpuk di dalam boks, ” gerutunya.
Antrian mendapatkan BBM Solar, kata ayah anak satu ini, terjadi sejak Rabu 16 April 2025.
“Pernah antrian seperti ini, tapi itu sebelum bulan puasa kemarin. Eh sekarang mulai lagi, ” tuturnya.
Adnan, sopir material menduga, antrian kendaraan bahan bakar solar bukan saja kendaraan barang, tapi juga kendaraan pengecor BBM solar.
Sebab informasi yang ia dapati dari sesama sopir, tambang rakyat batubara di Muaraenim sudah kembali beroperasi, sehingga kebutuhan BBM solar bertambah.
“Nah mereka yang ngecor ini, kabarnya ditampung dan dijual ke sana, ” sebutnya menduga.
Area Manager Communication, Relation, & CSR Pertamina Regional Sumbagsel, Tjahyo Nikho Indrawan menjelaskan, antrean kendaraan solar dì picu distribusi solar yang sedikit terganggu.
Pasalnya, pertamina sedang mengatur penyaluran BBM.
Hal ini membuat pasokan BBM di Kabupaten OKU sedikit terganggu selama beberapa hari belakangan.
“50 persen penyaluran di alihkan ke Fuel Terminal Lubuklinggau, ” ujarnya melalui pesan singkat.
Sehingga penyalur yang menggunakan Rail Tank Wagon (RTW) yang seharusnya di salurkan ke Fuel Terminal Baturaja dari Integrated Terminal (IT) Palembang, dì alihkan ke FT Lubuklinggau.
“Sisa dari 50 persen RTW dì alihkan ke SPBU dì Baturaja mengunakan armada tangki dari IT Palembang, ” ungkapnya.
Leave a Reply