Baturaja – Petani sawit di Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan mengapresiasi kebijakan Presiden Joko Widodo yang mencabut larangan ekspor minyak sawit (CPO) terhitung mulai Senin (23/5) karena berdampak pada pabrik membeli hasil kelapa sawit petani dan harganya berangsur naik lagi.
Kebijakan Presiden Joko Widodo yang kembali membuka keran ekspor minyak goreng itu menjadi angin segar bagi para petani sawit di Kabupaten OKU, Sumatera Selatan.
Seperti yang dikatakan Rudi, salah seorang petani sawit di Kecamatan Lubuk Raja, Kabupaten OKU di Baturaja, Selasa, mengaku senang atas kebijakan pemerintah tersebut sehingga roda ekonomi petani sawit menjadi lebih baik lagi.
Menurut dia, larangan ekspor sementara CPO beberapa waktu lalu berdampak pada anjloknya harga tandan buah segar (TBS) selama ekspor dilarang sehingga petani di daerah itu semakin terpuruk.
Sejak adanya larangan ekspor CPO, aktifitas pembelian TBS di daerah itu sempat terhenti akibat harga sawit di tingkat agen pengepul anjok diangka terendah yaitu Rp1.200 per kilogram (Kg).
Hal senada dikatakan Herdi, petani sawit asal Kecamatan Semidang Aji, Kabupaten OKU mengatakan bahwa kini petani kembali bergairah bercocok tanam kelapa sawit karena harga jual berangsur normal sejak pemerintah mencabut larangan ekspor CPO.
Dia mengemukakan, harga TBS di tingkat petani di Kabupaten OKU saat ini berada di level Rp2.300/Kg atau meningkat dibandingkan sebelum dibukanya keran ekspor CPO dengan harga rata-rata Rp1.200/Kg.
“Dengan dicabutnya larangan ekspor CPO diharapkan harga TBS terus meningkat sehingga petani semakin sejahtera,” harapnya.
sumber : antarasumsel.com
Leave a Reply