Denpasar – Pemerintah Provinsi Bali berhasil menurunkan kasus stunting di wilayahnya hingga mencapai angka terendah di Indonesia selama 2022 dan menargetkan angka kasus stuntingnya tetap paling rendah pada tahun-tahun selanjutnya.
“Stunting di Bali 2022 sekitar 8,0 persen. Perhitungannya dilakukan mulai bulan Oktober-November, hasil kasarnya dapat 8,9 persen, harus cleaning lagi, terakhir kemarin dapat informasi dari Kemenkes jadi 8,0 persen,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali I Nyoman Gede Anom di Denpasar, Senin.
Anom mengatakan bahwa angka kasus stunting pada anak balita di Provinsi Bali pada tahun 2022 lebih rendah dari target yang ditetapkan oleh pemerintah provinsi.
Pemerintah Provinsi Bali menargetkan penurunan angka kasus stunting dari 10,9 persen pada 2021 menjadi 9,28 persen pada 2022.
“Targetnya 9,28, makin rendah makin bagus kalau stunting. Yang pasti Bali terendah di Indonesia dan jelas target kita tetap jadi terendah,” katanya.
Anom menjelaskan bahwa selama tahun 2021 daerah di Provinsi Bali yang angka kasus stuntingnya masih tergolong tinggi yakni Kabupaten Karangasem dan Klungkung.
Namun, menurut dia, Kabupaten Klungkung kemudian berhasil masuk ke jajaran daerah dengan angka kasus stunting rendah.
“Yang terendah (angka kasusnya) Denpasar, Badung, dan Klungkung. Karena keberhasilan pencapaian stunting di Bali, maka dapat penghargaan untuk Denpasar, Badung, dan Klungkung,” kata Anom.
Anom menyampaikan bahwa keberhasilan upaya penurunan stunting di Kabupaten Klungkung tidak lepas dari dukungan pemimpin daerah, kepala desa dan desa adat, serta ibu-ibu yang tergabung dalam organisasi Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK).
Dia mengatakan bahwa Pemerintah Provinsi Bali berupaya menurunkan angka kasus stunting menjadi 7,1 persen pada akhir 2023.
Pemerintah Provinsi Bali mengerahkan seluruh organisasi perangkat daerah untuk melaksanakan program-program percepatan penurunan angka kasus stunting, kekurangan gizi kronis yang menyebabkan pertumbuhan anak terganggu sehingga badannya menjadi tengkes.
“(Tahun) 2023 kita lebih intensif lagi,” kata Anom.
Upaya penanggulangan stunting yang dijalankan oleh pemerintah daerah antara lain pemenuhan kebutuhan gizi ibu dan bayi, pemberian tablet tambah darah untuk para ibu dan remaja perempuan, pendampingan keluarga, pemantauan tumbuh kembang anak melalui kegiatan posyandu, serta penyuluhan mengenai pencegahan stunting.
sumber : antarasumsel.com
Leave a Reply